Indonesia merupakan sebuah negara yang dikenal dengan potensi bencana alamnya yang kompleks. Jejeran gunungberapi aktif yang tersusun dari ujung Sumatera hingga ke Papua membawa anugerah yang besar untuk tanah Indonesia. Tapi, disebalik anugerah itu terselip ancaman yang dapat membahayakan bagi masyarakat yang mendiami lokasi gunungberapi, sebut saja bahaya erupsi gunungberapi dan juga gempabumi. Selain itu, bahaya longsor juga kerap dijumpai dibeberapa daerah di Indonesia. Kompleksitas bahaya yang menyelimuti Indonesia memaksa seluruh elemen bangsa untuk saling menguatkan dalam rangka melindungi segenap masyarakat Indonesia.
Badan SAR Nasional sebagai lembaga pemerintah yang dibentuk guna menjalankan tugas pencarian dan pertolongan selalu berada terdepan dalam melakukan evakuasi korban bencana alam. Proses evakuasi terhadap korban dampak bencana yang dilakukan oleh para petugas pencarian dan pertolongan (resucer) dapat menimbulkan ancaman baru yang membahayakan bagi para rescuer yang sedang berada di lokasi bencana. Untuk itu Badan SAR Nasional menganggap penting membekali pengetahuan terkait risiko bencana alam khususnya longsor kepada para rescuer Badan SAR Nasional.
Sekolah Pascasarjana UGM dalam hal ini Magister Manajemen Bencana sebagai institusi yang memiliki kompetensi akademik di bidang bencana bekerjasama dengan Badan SAR Nasional memberikan pelatihan kepada para rescuer Badan SAR Nasional dan mahasiswa Magister Manajemen Bencana UGM dalam rangka meminimalisir risiko kerja di lokasi bencana longsor. Pelatihan dilaksanakan selama dua hari yang dimulai dari tanggal 16 sampai dengan 17 November 2017 dan ditempatkan pada dua lokasi yang berbeda. Hari pertama kegiatan dimulai dengan acara pembukaan yang diselenggarakan di Kantor SAR Daerah Istimewa Yogyakarta dan langsung dibuka oleh Deputi Bidang Bina Tenaga dan Potensi Pencarian dan Pertolongan Badan SAR Nasional, Agus Sukarno, S.H, M.M,. Deputi Bidang Bina Tenaga dan Potensi Pencarian dan Pertolongan Badan SAR Nasional berpesan kepada para peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan dengan tekun dan seksama agar ilmu yang diperoleh dapat menambah kapasitas diri para peserta di dalam menghadapi tugas kemanusian khususnya di lokasi bencana longsor. Para narasumber yang menyampaikan materi pelatihan berasal dari Sekolah Pascasarjana UGM dan juga Badan SAR Nasional.
Pada hari kedua para peserta pelatihan dibawa menuju ke dua lokasi yang berbeda yaitu dusun Kalisari desa Margoyoso Kecamatan Salaman dan dusun Ngemplak desa Wonogiri Kecamatan Kajoran. Kedua lokasi ini dipilih untuk mempermudah peserta pelatihan menyaksikan fenomena longsor yang masih terlihat dan potensi longsor yang dimungkinkan untuk terjadi kembali. Di lokasi ini juga para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari para narasumber pada hari pertama pelatihan. (MMB/Joe)