Yogyakarta, Oktober 2025 – Program Studi Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan seminar hasil tesis yang menampilkan riset strategis mengenai pengurangan risiko bencana di sektor pendidikan. Dalam kegiatan tersebut, Muhamad Irfan Nurdiansyah, mahasiswa MMB UGM, mempresentasikan penelitian tesis berjudul “Kolaborasi Pentahelix Program Satuan Pendidikan Aman Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta.”
Penelitian ini menyoroti bagaimana penerapan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di DIY melibatkan berbagai aktor lintas-sektor melalui pendekatan Pentahelix. Irfan menjelaskan bahwa SPAB menjadi instrumen penting dalam membangun ketangguhan sekolah di provinsi yang memiliki sejarah panjang terhadap ancaman multi-bencana seperti gempa bumi, erupsi gunung api, dan banjir.
Dalam pemaparannya, Irfan memaparkan tiga temuan utama penelitian. Pertama, kolaborasi Pentahelix dalam SPAB DIY berjalan melalui Sekretariat Bersama (Sekber) SPAB dengan dominasi peran pemerintah. Akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media turut terlibat dalam kapasitas berbeda, meskipun partisipasi dari aktor non-pemerintah masih memerlukan penguatan untuk memastikan kolaborasi yang lebih seimbang. Kedua, efektivitas implementasi SPAB ditopang oleh adanya regulasi yang jelas, komitmen aktor, jejaring komunitas yang kuat, dukungan sumber daya CSR, serta budaya sadar bencana yang telah mengakar di DIY. Meski demikian, masih terdapat tantangan berupa cakupan program yang terbatas, dominasi pemerintah dalam pengambilan keputusan, serta lemahnya mekanisme monitoring. Ketiga, SPAB terbukti meningkatkan pengetahuan kebencanaan warga sekolah, di mana pengetahuan konseptual berada pada kategori tinggi, namun keterampilan teknis masih berada pada kategori sedang sehingga membutuhkan pendampingan praktik yang lebih intensif.
Seminar hasil ini diakhiri dengan diskusi bersama dosen penguji yang memberikan umpan balik terkait pengembangan model kolaborasi Pentahelix yang lebih operasional dan adaptif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pemerintah daerah, sekolah, dan mitra pendukung dalam memperkuat implementasi SPAB secara berkelanjutan di DIY.