Program Studi Magister Manajemen Bencana UGM dengan antusiasme penuh menyambut kolaborasi yang diinisiasi melalui program Linnaeus University Doctoral Mobility Funds, yang menjembatani kerjasama penelitian antara Swedia dan Indonesia. Selain Universitas Gadjah Mada, Universitas Syiah Kuala menjadi salah satu institusi Pendidikan tinggi yang berkolaborasi langsung dengan Linnaeus University dalam upaya memperkuat penelitian di bidang manajemen bencana.
Adalah Ester Jayadi, salah satu mahasiswa doktoral yang mengikuti program ini dengan fokus pada kesiapsiagaan, sistem informasi dan manajemen kinerja dalam konteks rantasi pasok kemanusiaan. Dilansir dari laman situs Linnaeus University, Ester mengungkapkan bahwa ia memperoleh pemahaman yang mencerahkan dari kunjungannya di Prodi MMB. Lewat diskusinya dengan Dr. Ir. Dina Ruslanjari selaku Kepala Prodi MMB dan praktisi yang malang-melintang di dunia kebencanaan, menyoroti berbagai isu seperti perebutan pengaruh antar organisasi kemanusiaan, kebutuhan mendesak akan sistem informasi yang terintegrasi, dan pentingnya menjangkau populasi yang lebih luas dalam survei. Sementara Dr. Retnadi Heru Jatmiko, Kepala Laboratorium Remote Sensing dan Kepala Penjaminan Mutu Akademik MMB UGM menekankan pentingnya kesiapsiagaan, penilaian risiko dan standardisasi sistem informasi terkait rantai pasok kemanusiaan.
Kegiatan utama dalam program ini meliputi penelitian lapangan di Indonesia, analisis data bencana, serta diskusi intensif. Melalui program ini, Ester berkesempatan memahami konteks sosial dan budaya yang memengaruhi respon bencana di Indonesia, serta berbagi praktik terbaik untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap risiko bencana.
Program ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara akademisi Indonesia dan Swedia dalam menghadapi tantangan bencana global. Program Studi Magister Manajemen Bencana UGM optimis bahwa inisiatif ini akan membuka peluang kolaborasi lebih lanjut di masa mendatang.