Pada Jumat pagi, 23 Agustus 2024, SDN Umbulharjo, yang terletak di kawasan rawan bencana Gunung Merapi, menggelar latihan evakuasi erupsi yang melibatkan siswa, guru, serta beberapa instansi terkait. Latihan ini menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sekolah terhadap potensi bencana alam yang kerap mengancam wilayah tersebut. Latihan dimulai ketika Tri Nuri Suistyaningtum, Koordinator Komunikasi (EWS), mendeteksi peningkatan aktivitas vulkanik dan segera mengaktifkan sistem peringatan dini. Suara sirine membahana di seluruh sekolah, menandai dimulainya prosedur evakuasi.
Albertus Kristianta Wicaksana, Kepala Sekolah SDN Umbulharjo, mengapresiasi semangat siswa dalam mengikuti simulasi tersebut. “Anak-anak senang, bahkan ada yang berperan sebagai korban dalam skenario dan dievakuasi oleh tim evakuasi sekolah bersama Basarnas. Mereka juga mendapat kesempatan untuk melihat langsung dan masuk ke dalam barak akhir tempat pengungsian,” ujarnya. Antusiasme siswa ini menunjukkan betapa pentingnya latihan semacam ini dalam membentuk kesiapan mental dan fisik mereka menghadapi bencana.
Tak hanya sebagai latihan, kegiatan ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi para mahasiswa dan dosen yang terlibat. Prof. Dr. Sudjito, S.H., M.Si., dosen pembina yang turut serta, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi tridarma perguruan tinggi. “Selain pengabdian, dalam kegiatan ini juga dilakukan penelitian dan pendidikan dalam konteks kebencanaan,” jelasnya. Keterlibatan akademisi dalam kegiatan ini tidak hanya membantu masyarakat sekolah, tetapi juga memperkaya wawasan dan pengalaman mahasiswa.
Latihan ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk Basarnas DIY dan BPBD Kabupaten Sleman, yang mengirimkan dua unit truk evakuasi dan personel terlatih. Agus, perwakilan BPBD Sleman, menyatakan dukungan penuhnya terhadap program pengabdian ini. “Kami sangat senang bisa bersinergi dan sangat mendukung kegiatan pengurangan risiko seperti ini. Program pengabdian seperti ini membantu tugas BPBD dalam mengedukasi masyarakat, khususnya masyarakat sekolah,” ujar Agus. Sinergi antar lembaga menjadi kunci suksesnya pelaksanaan latihan ini.
Salah satu mahasiswa Magister Manajemen Bencana yang terlibat, Muhamad Irfan Nurdiansyah, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan banyak pelajaran, tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi para mahasiswa. “Kegiatan ini mengajarkan kami, mahasiswa, tidak hanya menyampaikan ilmu kebencanaan kepada adik-adik dan guru, tetapi juga tentang sinergi dalam penanggulangan bencana. Kegiatan ini melibatkan BPBD Sleman, Basarnas DIY, SD Negeri Umbulharjo, dan Universitas Gadjah Mada,” ujarnya. Muhamad Irfan berharap sinergi ini dapat ditingkatkan di masa mendatang dengan melibatkan lebih banyak elemen, seperti akademisi, masyarakat, pemerintah, media, dan dunia usaha.
Setelah memastikan seluruh siswa dan guru berkumpul di titik aman, dua unit truk Basarnas tiba di lokasi. Proses evakuasi dilakukan dengan tertib, di mana siswa dan guru diarahkan naik ke dalam truk dan dibawa menuju Barak Brayut, tempat evakuasi akhir. Setibanya di barak, seluruh peserta kembali diperiksa dan dipastikan dalam kondisi aman. Amelia, Sekretaris Tanggap Darurat, segera melapor kepada BPBD bahwa seluruh peserta evakuasi telah tiba dengan selamat.
Latihan ini ditutup dengan penanganan logistik di Barak Brayut, di mana tim logistik dari BPBD Sleman bekerja sama dengan Koordinator Logistik sekolah untuk menyiapkan makanan dan kebutuhan lainnya bagi para pengungsi. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang latihan, tetapi juga menguatkan sinergi antar lembaga dalam upaya pengurangan risiko bencana. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan masyarakat sekolah di wilayah rawan bencana dapat lebih siap menghadapi situasi darurat di masa mendatang.