Ponorogo – Sebanyak sepuluh mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Bencana (MMB) Universitas Gadjah Mada dari dua angkatan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kabupaten Ponorogo pada 5–9 Oktober 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari kurikulum pembelajaran berbasis lapangan untuk memperkuat kompetensi mahasiswa dalam analisis risiko, kesiapsiagaan, serta pemulihan pascabencana melalui pendekatan empiris dan kontekstual di wilayah rawan bencana.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa terbagi menjadi tiga kelompok penelitian dengan fokus kajian berbeda sesuai karakteristik wilayah di Ponorogo. Kelompok pertama melakukan Evaluasi Model Bahaya Banjir BNPB melalui studi komparatif antara metode Geomorphic Flood Index (GFI) dan pendekatan Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA). Penelitian ini menganalisis ketepatan model nasional BNPB dibandingkan dengan kondisi fisik dan hidrologi lokal di Ponorogo, yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami kejadian banjir signifikan. Pendekatan MCDA digunakan guna melihat kemungkinan peningkatan akurasi pemetaan bahaya banjir berbasis data lokal serta menghasilkan rekomendasi teknis bagi pemerintah daerah.
Kelompok kedua melaksanakan kajian Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat Kelurahan Paju dalam Menghadapi Bencana Banjir. Menggunakan metode survei kuantitatif, kelompok ini menilai pengetahuan, kapasitas respons, serta faktor-faktor demografis yang memengaruhi kesiapsiagaan warga pada salah satu kelurahan dengan tingkat risiko banjir tinggi di Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi data dasar bagi BPBD dan pemerintah kelurahan untuk penguatan strategi pengurangan risiko bencana berbasis komunitas.
Sementara itu, kelompok ketiga memfokuskan penelitian pada Strategi Koping Warga Korban Longsor di Desa Banaran. Studi ini menggali dinamika psikososial penyintas longsor 2017 yang hingga kini masih meninggalkan dampak emosional dan sosial bagi masyarakat. Melalui pendekatan kualitatif, kelompok ini menganalisis bentuk-bentuk strategi koping, dukungan sosial, serta peran kelembagaan dalam proses pemulihan psikososial warga terdampak. Temuan lapangan memberikan gambaran penting mengenai kebutuhan intervensi psikososial yang lebih berkelanjutan dalam konteks rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
Ketiga penelitian tersebut dilaksanakan dengan dukungan penuh pemerintah Kabupaten Ponorogo, BPBD, perangkat desa, serta masyarakat lokal di wilayah penelitian. Selain menghasilkan data akademik, kegiatan KKL ini juga menjadi ajang pembelajaran langsung bagi mahasiswa MMB untuk memahami kompleksitas manajemen bencana di lapangan, termasuk tantangan keterbatasan data, dinamika sosial masyarakat, serta kebutuhan koordinasi lintas lembaga.
Melalui kegiatan ini, MMB UGM menegaskan komitmennya dalam melahirkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara konseptual, tetapi juga memiliki pengalaman empiris dalam merancang solusi kebencanaan yang relevan, adaptif, dan berbasis kebutuhan masyarakat.