Program studi Magister Manajemen Bencana kembali melibatkan diri pada peritstiwa penanganan bencana di tanah air. Kejadian gempa bumi di lombok pada tanggal 5 Agustus 2018 dengan kekuatan 7 SR memberikan pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat lombok dan sekitarnya. Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal yang bersumber dari aktivitas sesar naik Flores (Flores Arch Thrust) di kedalaman 15 km pada 18 km barat laut Lombok. Sesar tersebut memanjang dari wilayah Selat Bali di utara Lombok hingga ke Sumbawa, Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana tanggal 8 Agustus 2018, tercatat jumlah korban meninggal akibat gempa sebanyak 131 orang, 1.477 orang luka berat dan dirawat inap di rumah sakit, 156.003 orang mengungsi, 42.239 unit rumah rusak dan 458 unit sekolah ikut rusak. Data ini berkemungkinan akan berubah mengingat beberapa hari kedepan dari tanggal delapan Agustus masih dilakukan kegiatan pencarian oleh Tim SAR Gabungan. Kerugian finansial yang mungkin dialami diperkirakan mencapai triliunan rupiah.
Sebagai sebuah program studi yang menjadikan bencana sebagai bidang kajiannya, Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada mengirimkan sejumlah tim untuk melakukan Kajian DaLA (Damage and Loss Assessment) terhadap gempa yang terjadi di Lombok pada tanggal 5 Agustus 2018. Tim yang diturunkan akan membuat penilaian kerusakan, kerugian dan kebutuhan pascabencana atau Post Disaster Need Assessment (PDNA). Pengkajian kebutuhan pascabencana dapat menjadi instrumen bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam menyusun kebijakan, program dan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang berdasarkan pada informasi yang akurat dari para pihak yang terdampak bencana. Untuk proses penilaian kerusakan juga menggunakan citra beresolusi tinggi yang diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG).
Harapannya dari kegiatan ini akan diperoleh suatu peta tingkat kerusakan bangunan akibat gempa yang terjadi dan hasil analisis kerugian finansial akibat kerusakan infrastruktur yang dapat digunakan sebagai bahan masukan pada tahapan pascabencana, tepatnya tahap rekonstruksi.
Dalam menjalankan kegiatan pekajian DaLa, tim dari MMB UGM berkoordinasi dengan tim dari Universitas Muhammadiyah Mataram untuk bersama-sama melakukan kegiatan pengkajian dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan stakeholder terkait di Posko Utama Penanganan Gempa Bumi di Lombok Utara. (MMB/joe)