
Yogyakarta — Program Magister Manajemen Bencana (MMB) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Workshop Kurikulum dan Temu Alumni bertajuk “Menjawab Tantangan Prodi MMB ke Depan” pada Senin, 3 Februari 2024. Bertempat di Yudistira Hall, The Alana Hotel, kegiatan ini menghadirkan berbagai pemateri dari instansi terkait kebencanaan serta akademisi guna mendiskusikan pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pasar kerja.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Kaprodi MMB Dr. Ir. Dina Ruslanjari, M.Si. yang menyampaikan kilas balik perjalanan Program Studi (Prodi) MMB sejak didirikan 14 tahun lalu. Dr. Dina menekankan pentingnya kerja sama MMB dengan Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) dalam berbagai aktivitas penanggulangan bencana. Ia juga mengungkapkan rencana sertifikasi kebencanaan bagi mahasiswa sebagai upaya meningkatkan kompetensi lulusan.
Pemateri pertama, Arif Rahman, S.H. dari Kantor SAR Yogyakarta, membahas regulasi pencarian dan pertolongan baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia menjelaskan sejarah, tugas, serta fungsi SAR dalam mendukung penanggulangan bencana secara komprehensif. Arif juga menjawab pertanyaan dari peserta terkait mekanisme pelatihan bagi masyarakat dan mahasiswa yang berminat untuk ikut serta dalam pelatihan Basarnas.
Centauri Indrapertiwi, S.Si., M.Sc. dari Pusdalop BPBD DIY sebagai pemateri kedua, memaparkan pengalaman dan tantangan penanggulangan bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ia berbagi pengalaman BPBD DIY dalam menghadapi bencana hidrometeorologi, termasuk saat Siklon Cempaka tahun 2017. Centauri menyoroti pentingnya penguasaan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta rencana operasi untuk kesiapan praktisi kebencanaan di lapangan.
Dari sisi akademisi, Dr. Zela Septikasari, M.Sc., M.Pd. yang juga dosen Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) menjelaskan peran perempuan dalam keahlian kebencanaan. Ia menyoroti bagaimana akademisi dapat berkontribusi dalam penanggulangan bencana melalui pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Dr. Zela juga membahas penerapan materi kebencanaan dalam Kurikulum Merdeka dan pentingnya integrasi pendidikan kebencanaan dalam program ekstrakurikuler.
Prof. Ir. Joko Sujono, M.Eng., Ph.D. turut memberikan materi mengenai pengembangan kurikulum berdasarkan Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Ia menekankan bahwa pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan profil lulusan yang diharapkan serta masukan dari berbagai pemangku kepentingan. Dalam tanggapannya, Prof. Joko menyetujui pentingnya feedback dari pengguna lulusan untuk meningkatkan kualitas Prodi.
Materi terakhir disampaikan oleh Dr. Retnadi Heru Jatmiko, M.Sc., yang menjelaskan proses penjaminan mutu melalui monitoring dan evaluasi kurikulum. Ia menyoroti heterogenitas latar belakang mahasiswa MMB serta pentingnya peta kurikulum yang jelas. Dr. Retnadi juga menegaskan bahwa tesis mahasiswa sebaiknya bersifat terapan untuk mendukung kebutuhan praktis di bidang penanggulangan bencana.
Selama sesi diskusi, sejumlah peserta, termasuk akademisi dan praktisi, memberikan masukan konstruktif. Salah satu usulan penting adalah kemungkinan adanya program doktoral manajemen bencana. Selain itu, sertifikasi kebencanaan bagi dosen dan mahasiswa juga menjadi sorotan untuk meningkatkan daya saing lulusan. Kegiatan ini ditutup dengan penegasan dari para pemateri mengenai pentingnya sinergi antara akademisi, praktisi, dan pemerintah dalam menjawab tantangan kebencanaan di masa depan. Harapannya, Prodi MMB UGM dapat terus menjadi yang terdepan dalam pendidikan kebencanaan di Indonesia.
Penulis: Muhamad Irfan Nurdiansyah